Sabtu, 10 Januari 2009

Bisnis Bunga dan Tanaman Hias di Mataram Rehab. Taman Hotel hingga Menata Dekorasi Pengantin





MESKIPUN belum tampak benar orang Mataram gemar menata taman secara khusus, namun penjual bunga dan tanaman hias cukup banyak. Di ibu kota NTB ini puluhan penjual bunga berjejer di pinggir jalan utama seperti Jalan Udayana, Jalan Airlangga, Jalan Majapahit, Jalan Sriwijaya, Jalan Saleh Sungkar, Kawasan Rembiga. “Kadang-kadang hanya cukup untuk biaya pemeliharaan,” kata I Made Yadi, penjual bunga di Jalan Udayana, tentang pendapatan sehari-harinya.

Mereka umumnya mengontrak lahan hingga Rp 3 juta per tahun. Menurunnya penjualan bunga dan tanaman hias secara drastis terjadi sejak kondisi pariwisata lesu. “Sebelum tahun 2000 usaha ini sangat menguntungkan,” kata Gde Radita, penjual bunga di Jalan Majapahit yang mempunyai lahan pemeliharaan bunga dan tanaman hias seluas 27 are. Saat aktivitas pariwisata dalam kondisi stabil, hotel, restoran bahkan vila serta penginapan lainnya kerap melakukan bongkar pasang taman untuk memberikan kesan baru bagi tamu dan wisatawan yang datang. Para penjual bunga ini, juga sering diminta untuk menata kembali taman yang direhab tersebut. “Pemasukan terbanyak kami dari menata taman,” ujar Putu. Mereka melayani jasa penataan dekorasi berbagai acara, seperti acara perkawinan. - niek TERNYATA tidak banyak bunga dan tanaman hias yang biasa dijual di Mataram, berasal dari NTB. Palem merah, bonzai cemara udang, asoka, asokas hingga adenium, aglaonema dan euphorbia, yang harganya terbilang tinggi didatangkan dari luar daerah seperti Jawa Timur, Bandung, Jakarta, bahkan Thailand. Harganya ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Tanaman hias yang mempunyai nilai ekonomi tinggi yang asli dari NTB hanyalah Pandan Bali yang berasal dari Kabupaten Sumbawa. “Pandan Bali ini sudah diekspor hingga Korea Selatan,” ungkap Rahman penjaga dan pemelihara kebun bunga di Kawasan Rembiga yang juga agen bunga bagi penjual-penjual bunga di Mataram. Bunga biasa seperti kembang kertas, bonzai, asoka, bisa dibeli dengan beberapa lembar ribuan. Jenis tanaman hias seperti palem merah, palem kuning, cemara udang, bisa mencapai satu juta rupiah ke atas. Bunga dan tanaman hias ini bisa dijumpai di hampir semua tempat penjualan bunga. Yang jarang ditemukan adalah jenis kamboja Jepang atau adenium atau yang juga disebut mawar gurun. Yang sedang digemari saat ini di Mataram adalah jenis adenium dengan harga Rp 40 ribu hingga Rp 700 ribu. “Tergantung keunikan bonggolnya,” kata Made. Selain itu jenis bunga yang terbilang langka yang berasal dari Thailand adalah euphorbia dan aglaonema. Euphorbia yang lebih dari seratus jenis ini, terbilang mahal, Rp 600 ribu hingga jutaan rupiah. “Bahkan bisa mencapai Rp 35 juta,” ungkap Muhtar pengusaha bunga-bunga langka di Jalan Saleh Sungkar Ampenan. Usaha yang belum lama digelutinya ini, meski harganya relatif mahal, menurutnya sudah kelihatan mulai digemari. Ada dua koleksi aglaonema yang didatangkannya langsung dari Thailand yang siap ia jual dengan harga puluhan juta rupiah. Ada berbagai jenis adenium dengan bonggol-bonggol indah menghiasi pot-pot yang tersiram matahari penuh sepanjang hari. Di Mataram, baru satu jenis adenium yang bisa dijumpai di kebun-kebun penjualan bunga. Dua jenis lainnya baru mulai dikembangkan oleh Muhtar dan kawan-kawannya. - niek Musim Dingin Malas Berbunga YANG sedang ngetren dan banyak dicari saat ini di Mataram adalah kamboja Jepang. Demikian penuturan para penjual bunga. Daya tariknya terletak pada berbagai warna memikat yang mencolok dan menawan. Secara sengaja dibuat menjadi pendek dengan bentuk bunga bergerombol dan menyebar. Yang istimewa terletak di bonggolnya yang unik dan bunga yang lebat. Keindahan dan harganya memang ditentukan bonggolnya. “Makin unik bonggolnya makin tinggi harganya,” kata Made. Ketika bonggolnya mencapai ukuran ‘raksasa’ harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Jenis biasa dengan bonggol yang biasa pula, Rp 40 ribu hingga Rp 100 ribu. Bibitnya biasa dijual dengan harga Rp 5 ribu. “Adenium atau kamboja Jepang yang sudah dikawinkan, harganya jauh lebih mahal,” ujar Made. Setelah perkawinan dilakukan dengan menyambung kamboja Jepang dengan warna yang berlainan, harganya akan jauh lebih mahal lagi. Makin banyak warna dalam satu pohon makin tampak indah. Di Mataram, belum banyak jenis dan warna kamboja Jepang ini. Yang paling banyak, yang berwarna merah. Hal itu disebabkan sulitnya pembibitan. Para penjual bunga tampaknya sedang keranjingan mengembangkan bunga jenis ini namun belum ada yang sepenuhnya paham bagaimana pemeliharaannya yang baik, sehingga tidak banyak yang dapat hidup dengan indah padahal peminatnya cukup banyak. Bonggol yang indah hanya tampak seadanya, sehingga nilai ekonominya pun seadanya. Adenium perlu media kering, namun tetap disiram secara intensif. Jika musim kemarau disiram sekali sehari, jika musim penghujan atau musim dingin disiram dua hari sekali. Jiika ingin rajin berbunga, sebaiknya dipakai pupuk kandang karena pupuk buatan akan mudah menguap. Kelebihan lain dari adenium adalah jarang diserang penyakit dan hama, tapi tetap penting pencegahannya dengan memperhatikan kebersihan lingkungan hidupnya. Agar tampak lebih indah, lakukan pemotongan atau pemangkasan saat berbunga karena akan muncul tunas-tunas baru. Menurut Muhtar, pemangkasan sebaiknya jangan dilakukan pada musim dingin karena risiko kegagalan berbunganya cukup tinggi. Pada musim dingin adenium malas berbunga.- niek Tips Membuat Bonggol Unik dan Menawan BARANG dan bonggol sempurna, bentuk bagus dengan ukuran besar dan mulus, membuat nilai jual melonjak tinggi. Sayang, tidak gampang mendapatkan batang indah seperti itu. Yang banyak ditemukan batangnya lumayan besar namun bonggolnya tidak indah dan mulus. Jika saja gampang memperoleh buah adenium kemudian diambil bijinya tentu tidak masalah. Salah satu cara bisa dilakukan yakni dengan stek. Hanya saja pembentukan bonggol lebih lama sekitar 4-6 bulan dibanding lewat biji. Stek bisa dilakukan dengan memilih batang berdiameter minimal 1 cm atau telah berwarna putih, demikian tandanya tanaman telah berkayu. Kemudian iris batang tersebut dengan pisau tajam dan steril. Panjang stek lebih kurang 15-20 cm. Lalu letakkan stek di tempat teduh – diangin-anginkan - selama tujuh hari untuk mengeringkan getahnya. Setelah pangkal stek mengering, buatlah torehan berbentuk tanda tambah membelah dengan kedalaman 2 cm. Celupkan pangkal stek dalam larutan zat perangsang selama 15 menit. Tanam bahan tersebut ke dalam media dengan campuran, sekam bakar, pasir steril, dan kompos dengan perbandingan 1:2:1. Biarkan selama satu bulan, setelah itu, stek telah berakar. Maka setelah satu hingga dua tahun bersiaplah menikmati keindahan bonggol yang unik dan menawan.- niek

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda